Pada Jumat, 8 November 2024, – Sembilan mahasiswa dari Kelompok Epidemiologi Angkatan 2021 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKM UMJ) bersama dosen pembimbing Dr. Munaya Fauziah, SKM., M.Kes., melaksanakan penelitian lapangan di pesisir Tanjung Lesung, Banten. Dengan fokus pada dampak bencana tsunami yang melanda daerah ini pada 2018, penelitian ini menggali pemahaman masyarakat tentang bencana dan perubahan perilaku mereka pascabencana melalui pendekatan Disaster Memori atau “Memori Bencana.”
Peristiwa tsunami di Tanjung Lesung meninggalkan dampak mendalam, baik secara fisik maupun psikologis, bagi masyarakat setempat. Empat tahun setelah bencana, para mahasiswa ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana ingatan kolektif—pengalaman dan ingatan bersama masyarakat—mempengaruhi kesiapan mereka dalam menghadapi potensi bencana di masa depan. Penelitian ini tidak hanya menganalisis perilaku warga tetapi juga mencermati kebiasaan yang mereka bentuk sebagai respons terhadap trauma dan ancaman berulang.
Kelompok penelitian terdiri dari delapan mahasiswa—Nayya, Wafiq, Nasywa, Laras, Septiana, Quranissa Salsabilla, Aisyabilla, dan Adelia—dan didampingi oleh Okta, mahasiswa FKM UMJ yang tinggal di daerah sekitar lokasi. Berangkat dari kampus UMJ pada pukul 5 pagi, mereka tiba di Tanjung Lesung dan memulai observasi serta wawancara langsung dengan masyarakat setempat, yang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan. Melalui sesi wawancara, tim mendokumentasikan cara masyarakat menyimpan dan mengekspresikan ingatan mereka tentang bencana serta upaya yang telah mereka lakukan untuk menghadapi ancaman bencana serupa di masa depan.
Metode Disaster Memori menjadi kerangka penting dalam penelitian ini, dengan fokus pada elemen-elemen perilaku dan kebiasaan yang timbul dari memori kolektif masyarakat terkait tsunami. Menurut Dr. Munaya, “Ingatan kolektif masyarakat yang pernah mengalami bencana besar seperti tsunami seringkali memengaruhi cara mereka merespons ancaman baru dan menjalani aktivitas sehari-hari. Memori ini adalah faktor penting dalam membentuk budaya kesiapsiagaan.â€
Penelitian ini selesai pada pukul 14.30, dan tim kemudian memulai perjalanan kembali ke kampus. Perjalanan pulang memakan waktu beberapa jam, hingga akhirnya mereka tiba di Jakarta sekitar pukul 9 malam. Pengalaman penelitian lapangan ini memberikan wawasan mendalam bagi para mahasiswa, memungkinkan mereka memahami bagaimana perspektif masyarakat tentang bencana bisa menjadi kekuatan mitigasi yang efektif.
Ke depannya, hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung perumusan kebijakan mitigasi bencana yang lebih sensitif terhadap konteks lokal. Dr. Munaya menyatakan bahwa pemahaman terhadap memori bencana dalam komunitas-komunitas pesisir seperti Tanjung Lesung menjadi kunci penting untuk mengembangkan langkah-langkah kesiapsiagaan berbasis komunitas. Penelitian ini tidak hanya memperkuat fondasi akademis mahasiswa tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kesiapsiagaan bencana di masyarakat Indonesia.