[ad_1]
21
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (BEM UMJ), menggelar Diskusi Publik membahas masa depan gerakan mahasiswa dan demokrasi Indonesia di Aula Fakultas Agama Islam, Kamis (15/08/2024).
Baca juga : Rektor Resmi Lantik Ketua BEM dan DPM UMJ Periode 2024-2025
Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun, Jurnalis dan Aktivis Perempuan Salsabila Syaira, serta Pengamat Politik dan Aktivis Syahganda Nainggolan.
Refly membahas arah masa depan demokrasi dan kepemimpinan baru Indonesia. Menurutnya, estafet kepemimpinan Presiden Joko Widodo ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto membuat demokrasi di Indonesia akan terancam.
“Mungkin ke depannya Prabowo akan menjadi pemimpin yang populis, tetapi di waktu yang sama, dia akan menjaga ruang demokrasi agar tetap sempit untuk orang-orang kritis. Sama halnya dengan kondisi demokrasi saat ini, tapi semoga perkiraan saya salah,†tuturnya.
Refly mengingatkan mahasiswa, khususnya BEM UMJ untuk bergerak dan bersuara bersama melakukan kontrol kepada pemerintah yang akan datang. Ia juga menekankan bahwa mahasiswa harus membuktikan dirinya yang tidak mudah terlena kekuasaan, baik saat masih berkuliah atau sudah lulus.
Pada kesempatan yang sama, Salsabila menjelaskan tentang masa depan gerakan mahasiswa di Indonesia. Ia memandang bahwa mahasiswa harus bergerak secara kolektif menagih konsensus negara.
“Satu kunci untuk memahami kembali posisi gerakan mahasiswa saat ini yaitu menagih konsensus negara agar memberikan instrumen yang terbaik untuk seluruh penyelenggaraan agenda politik di Indonesia,†jelas Salsabila.
Terakhir, Syahganda menyampaikan mengenai refleksi 79 tahun kemerdekaan Indonesia yang meliputi demokrasi, supremasi hukum, dan budaya anti korupsi.
Menurutnya, berbagai peristiwa seperti korupsi di Orde Baru, aparat penegak hukum yang represif dan pelanggaran HAM, hingga polemik umur calon wakil presiden di Mahkamah Konstitusi.
“Peristiwa itu harus dimaknai mahasiswa untuk melakukan perubahan yang dapat dimulai dengan keberanian. Ini lah inti gerakan mahasiswa ke depannya,†ujar Syahganda.
Dalam Diskusi Publik tersebut, terdapat Pelantikan Kabinet BEM UMJ periode 2024-2025 yang berjumlah 32 orang. Kabinet ini bernama Kabinet Revolusi yang dinakhodai oleh Ketua dan Wakil Ketua Umum BEM UMJ Wildan Mutaqin dan Tri Yuliantoro.
Saat memberikan sambutan, Wakil Rektor IV UMJ Dr. Septa Candra, SH. MH., mengatakan, kepemimpinan BEM UMJ 2024-2025 akan berjalan dengan baik, apabila hubungan antar pimpinan dengan anggotanya dapat dijaga dengan baik pula.
Menurutnya, Kabinet Revolusi bukan hanya menjadi nama dan jargon saja, tetapi harus dapat membuktikan keberpihakan mahasiswa sebagai agent of change dan agent of social control untuk kebaikan civitas academica UMJ dan masyarakat Indonesia.
“Jaga amanah kalian dengan baik karena sekecil apapun perbuatan akan dipertanggungjawabkan di akhir periode dan di akhirat,†ucap Septa.
Editor: Dinar Meidiana
[ad_2]
Source link
UMJFEED