Jakarta, 06 November 2023 – Mahasiswa dan mahasiswi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKM UMJ) telah resmi berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Prakarsa Jaringan Cerdas Indonesia (PJCI) untuk mendukung transformasi digital di sektor energi terbarukan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi digital yang kuat dalam konteks jaringan listrik cerdas, sejalan dengan upaya mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2060 dan menjaga visi Indonesia menuju “Indonesia Emas 2045.” Konferensi dengan tema “Jakarta Declaration on ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” diadakan dengan harapan menjaga keamanan siber dalam proses digitalisasi sektor energi dan mendorong kolaborasi efisien dan inovatif di antara pemangku kepentingan.
Inisiatif ini menjadi semakin relevan setelah Pemerintah Indonesia sukses menyelenggarakan KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) ke-43 yang memfokuskan perbincangan pada isu transisi energi, ketahanan pangan, dan kerja sama dalam masalah lingkungan hidup. Oleh karena itu, konferensi “Digital Transformation In Energy Sector- Opportunities and Challenges” diadakan pada tanggal 24 Oktober 2023 di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, dengan partisipasi berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan pemerintah, profesional, sektor swasta, akademisi, dan media. Mahasiswa dan mahasiswi FKM UMJ juga berperan aktif dalam berbagai sesi sesuai undangan.
Para pembicara utama dalam konferensi ini meliputi Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Direktur Keamanan Siber Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serta Pendiri Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta Pendiri Inisiatif Smart Grid Indonesia (PJCI).
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi KESDM mengungkapkan dalam pidatonya, “Untuk memahami energi terbarukan, kita harus memahami potensi energi, teknologi yang digunakan, serta tantangan geografis Indonesia. Transisi energi ini mengharuskan pembaruan teknologi dan peningkatan kesiapan sumber daya manusia. Bicara tentang transisi berarti berpindah dari kondisi lama ke kondisi baru.”
Dalam sesi panel keamanan siber, perwakilan dari Fortinet membahas potensi ancaman terhadap infrastruktur Teknologi Informasi (TI) dan Teknologi Operasional (OT) serta pentingnya pengembangan struktur yang meningkatkan ketahanan. Para panelis menekankan pentingnya kerja sama kuat, investasi dalam penelitian dan pengembangan keamanan siber, pendidikan, kesadaran, dan kerja sama internasional untuk mendukung transformasi digital yang berkelanjutan.
Khairo Nazila Salsabila dan Fahira Janatayyidan, dua mahasiswa yang mengikuti konferensi “Digital Transformation In Energy Sector- Opportunities and Challenges,” berbagi kesan dan harapan mereka terkait kegiatan ini. Mereka menyatakan, “Transformasi ini bukan hanya sebagai jawaban terhadap tantangan, tetapi juga sebagai peluang dalam era digital, membuka jalan bagi proses yang lebih efisien dan pelayanan yang ditingkatkan sehingga dapat mendorong kerjasama yang efektif secara digitalisasi.”
Penulis : Adipatra Kenaro