[ad_1]
6
Kabar prestasi datang dari mahasiswa dan dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) yang berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh Sumut. Selama gelaran yang berlangsung di Aceh dan Sumatera Utara pada 8 hingga 20 September 2024 itu, mereka memboyong total enam medali.
Keenam medali itu berasal dari empat cabang olahraga (cabor) berbeda. Dua di antaranya emas, dua perak, dan dua perunggu.
Baca juga : Persiapan Mahasiswa POR FIP UMJ Cabor Cricket Menjelang PON XXI 2024
Mereka adalah Wahyu Setiawan (atletik), Ika Yulianingsih dan Alviano Surya (woodball), Julang Dzulfikar, Hamzah Dzulfaqor Sranggun dan Nanda Pratama (kriket), serta Shakira Dwi Kurnia Amanda, Widya Rayi Fadhilah Lail dan Dita Nurhalisa (bola voli).
Wahyu Setiawan mahasiswa Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Pendidikan (POR FIP) melenggang ke podium pertama. Ia bersama tiga rekan timnya dari Kontingen DKI Jakarta ini berhasil menempati posisi pertama pada cabor atletik nomor estafet 4×100 meter.
Pada cabor woodball, dosen POR FIP Ika Yulianingsih, M.Pd., meraih dua medali sekaligus. Ika yang tengah mengandung 6 bulan ini menempati podium pertama dan menerima emas pada nomor women team fairway competition. Satu medali lainnya ialah perunggu pada nomor women double stroke competition.
Masih pada cabor yang sama, Alviano Surya mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) meraih perak pada nomor men team fairway competition. Ika dan Alviano menyumbangkan medali kebanggaan itu untuk Kontingen Banten.
Sementara itu, tiga mahasiswa POR FIP lainnya yaitu Julang, Hamzah dan Nanda yang juga berasal dari Kontingen Banten menyumbangkan perak pada nomor T10.
Selain itu, dari cabor bola voli, tiga mahasiswa POR FIP UMJ berhasil menyumbangkan perunggu. Shakira, Widya dan Dita menyabet perunggu untuk DKI Jakarta setelah berhasil mengalahkan Jawa Tengah.
Ika, peraih dua medali ini mengucap syukur atas pencapaiannya yang mewakili Kontingen Banten. Melalui pesan singkat, Ika merasa mendapatkan rezeki berupa kesehatan dan kekuatan selama perlombaan karena cuaca di lokasi cukup ekstrem.
“Jika hujan lebat, perlombaan ditunda. Nah saat itu terkadang kami menunggu agak lama bahkan panita mengalihkan perlombaan ke hari berikutnya. Lalu tantangan lain adalah lapangan yang panjang, banyak gelombang dan jarak setiap gate jauh sehingga menguras fisik,†ungkapnya
Meski tantangannya cukup berat, tetapi Ika dapat melaluinya. Bahkan ia mengaku tidak ada kendala yang berkaitan dengan kesehatan kandungannya. Setelah PON 2024 ini, Ika akan fokus pada proses persalinan dan berharap dapat berlatih woodball agar bisa mengikuti turnamen lainnya.
Editor : Dian Fauzalia
[ad_2]
Source link
UMJFEED