[ad_1]
18
Fadli Zon, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), membeberkan tujuh dukungan untuk kemerdekaan Palestina pada Konferensi Internasional bertajuk Supporting Free Palestine, Preventing Genocide di Aula Kasman Singodimedjo Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ), Kamis (03/07/2024).
Baca juga : FISIP UMJ Gelar Konferensi Internasional Hentikan Genosida di Palestina
Pertama, pada level tata kelola global harus ada upaya serius dari Dewan Keamanan PBB terhadap serangan Israel walaupun memang sudah sangat terlambat.
“Bahkan ada usulan untuk PBB dari Presiden Terpilih Prabowo yang sangat bagus sekali, yaitu harus ada pasukan perdamaian sehingga ketika situasi perang di Palestina semakin banyak korban dapat membantu secepat mungkin,†kata Fadli.
Kedua, perlu gerakan global yang dimotori oleh negara-negara non barat untuk menggaungkan reformasi PBB, khususnya pada hak veto yang dimiliki oleh lima negara.
Ketiga, menolak berbagai tindakan yang menjadi penghambat kemerdekaan Palestina, misalnya pemisahan jalur Gaza dan tepi Barat. Lalu, menolak normalisasi hubungan dengan Israel.
Keempat, terus sebarkan narasi genosida di gaza secara masif baik di lingkup nasional hingga internasional. “Ini penting untuk menghalau negara barat mendukung Israel dengan dalil sebagai korban terorisme dari serangan balik pejuang Palestina,†tuturnya.
Kelima, menyuarakan dan mendesak Pengadilan Kriminal Internasional untuk mengadili Israel sebagai pelaku genosida dan mengeluarkan surat perintah menangkap Netanyahu. Menurut Fadli, pemerintah Indonesia sudah melakukan hal ini.
Keenam, perlu dilakukan upaya diplomasi total untuk Palestina dalam keanggotaan penuh dalam PBB. Terlebih, tiga negara, yaitu Irlandia, Norwegia, dan Spanyol sudah menjadi negara tambahan yang mendukung usaha tersebut.
Ketujuh, tetap melakukan gerakan boikot produk Israel atau yang terafiliasi dengan Israel.
“Itu semua sebagai upaya yang kita lakukan untuk terus mensosialisasikan dengan apa yang terjadi di palestina, apalagi kita sebagai civitas academica sangat berkepentingan untuk memperjuangkan dengan berbagai cara atau ide untuk bangsa Palestina,†jelas Fadli saat menjadi narasumber Konferensi Internasional.
Ia juga menilai bahwa dunia barat telah kehilangan kompas moral dalam menegakkan keadilan di dunia internasional, khususnya di Palestina. Hal ini dapat dilihat saat bangsa Ukraina melakukan perlawanan terhadap Rusia disebut sebagai para pejuang, namun orang-orang Palestina yang melakukan perlawanan terhadap invasi Israel disebut sebagai teroris.
Pada kesempatan yang sama, Dosen FISIP UMJ Asep Setiawan menjelaskan solusi dua tingkat, yakni internasional dan domestik.
Dalam tingkat internasional, misalnya mencegah penghapusan wilayah Palestina dari peta dunia, mendorong perwakilan palestina di berbagai negara, melakukan hubungan diplomasi dan kerja sama kemanusiaan, pendidikan, serta sosial budaya.
“Inilah gerakan internasional yang bisa dilakukan bangsa Indonesia khususnya mahasiswa,†ujarnya.
Sementara itu, di tingkat domestik, lanjutnya, perlu adanya penyatuan berbagai elemen di Palestina serta tidak menempuh konflik yang sifatnya asimetris dan tidak berimbang terutama dari sisi militer.
“Jadi dalam mendorong palestina merdeka maka kita harus mengkombinasikan dukungan tingkat internasional dan nasional khususnya pada lingkup masyarakat,†pungkas Asep yang juga menjabat sebagaI Anggota Dewan Pers.
Direktur Asia Middle East Centre (AMEC) Muslim Imran mengutarakan bahwa genosida yang berlangsung di Gaza adalah karena adanya sikap pendukung garis keras di pemerintahan Israel. Menurutnya, dalam serangan terhadap warga Gaza, militer Israel mengabaikan hukum internasional, hukum kemanusiaan internasional, dan masyarakat internasional.
Lebih lanjut, Direktur Timur Tengah Kemenlu Witjaksono Adji menyatakan, posisi Indonesia merupakan negara yang aktif memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Hal ini dilakukan dengan diplomasi multilateral lewat PBB atau ke Mahkamah Internasional hingga konferensi negara Islam. Terlebih, pemerintah Indonesia telah memberikan bantuan makanan dan alat medis.
Terakhir, Duta Besar Indonesia untuk Mesir (2016-2020) Helmy Fauzi mengapresiasi dukungan pemerintah pada bangsa Palestina, baik secara diplomasi maupun dalam bentuk dukungan kemanusiaan. Hal ini sesuai dengan cita-cita Proklamasi dan amanat Pembukaan UUD 1945.
Konfrensi Internasional digelar atas kerja sama Laboratory of Indonesian and Global Studies (LIGS) FISIP UMJ dengan Asia Middle East Center (AMEC). Kegiatan ini dilaksanakan secara daring via youtube dan zoom meetings yang dimoderatori oleh Dosen FISIP UMJ Ali Noer Zaman, MA, serta dihadiri Rektor UMJ Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si. dan Wakil Dekan II FISIP UMJ Djoni Gunanto, S.IP., M.Si.
Dalam waktu dekat, LIGS dan AMEC akan menyelenggarakan konferensi internasional dalam tingkat nasional. Agenda ini melibatkan para diplomat dan pengambil keputusan di Indonesia yang digelar di Jakarta.
Editor : Dinar Meidiana
[ad_2]
Source link
UMJFEED