Jum’at, 01 November 2024 – Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) melalui kolaborasi antara Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (BEM FKM) dan komunitas SEMESTA FKM UMJ, menggelar Diskusi Publik tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di kampus sebagai bagian dari komitmen kampus dalam mewujudkan lingkungan yang sehat dan Islami. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran seluruh civitas akademika mengenai bahaya merokok, terutama di lingkungan kampus yang menjadi tempat belajar bagi generasi muda. Diskusi yang dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan tamu undangan ini berlangsung dari pukul 07.30 hingga 11.55 WIB di Aula FKM UMJ.
Acara dimulai dengan pembacaan doa dan qalam ilahi, serta diiringi dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars UMJ, Muhammadiyah, serta Mars FKM sebagai simbol semangat nasionalisme dan nilai-nilai Muhammadiyah. Setelah itu, sambutan diberikan oleh Ketua Pelaksana, Ketua SEMESTA FKM, Ketua BEM FKM, dan Dekan FKM yang secara resmi membuka acara ini. Dekan FKM dalam sambutannya menegaskan, “Kawasan Tanpa Rokok adalah langkah nyata untuk menjaga kesehatan civitas akademika. Dengan lingkungan yang bebas dari rokok, kita bisa lebih fokus pada pembangunan kampus Islami yang sehat dan produktif.â€
Selanjutnya, sesi utama dimulai dengan talk show yang menghadirkan tiga narasumber utama: Nalsali Ginting dari Indonesian Youth Coalition for Tobacco Control (IYCTC), Drs. Fakhrurazi, M.A., dan Drs. Nurfadhilah, SKM., MKM. Nalsali Ginting, dalam paparannya tentang pentingnya Kawasan Tanpa Rokok, menjelaskan bahwa “Kawasan tanpa rokok adalah salah satu upaya efektif melindungi masyarakat, terutama generasi muda, dari bahaya merokok. Kebijakan ini tidak hanya melindungi kesehatan individu tetapi juga berdampak pada pembangunan bangsa secara luas.†Nalsali juga menyoroti data terkait risiko kesehatan yang dihadapi remaja akibat perilaku merokok yang meningkat, termasuk dalam kalangan usia produktif di Indonesia.
Drs. Fakhrurazi, M.A., memaparkan tentang kebijakan pemerintah dalam menekan angka perokok muda serta pentingnya peran kampus dalam mengedukasi mahasiswa akan bahaya merokok. “Kampus adalah tempat yang tepat untuk memulai perubahan ini. Mahasiswa adalah agen perubahan yang diharapkan mampu menyebarkan pola hidup sehat di masyarakat,†ujarnya. Drs. Nurfadhilah, SKM., MKM., turut menambahkan perspektif kesehatan masyarakat, “Perilaku merokok tidak hanya membahayakan kesehatan perokok itu sendiri tetapi juga lingkungan sekitarnya, termasuk keluarga, teman, dan seluruh masyarakat kampus. Melalui penerapan KTR, kita mengurangi dampak buruk tersebut dan meningkatkan kualitas hidup bersama.â€
Setelah sesi talk show, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab di mana peserta sangat antusias mengajukan pertanyaan terkait implementasi KTR di UMJ. Sejumlah mahasiswa menyampaikan aspirasi mereka mengenai pentingnya sosialisasi berkelanjutan dan penerapan sanksi bagi pelanggar KTR di area kampus.
Acara ditutup dengan pemberian sertifikat kepada narasumber sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam diskusi ini, serta sesi foto bersama seluruh peserta. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi UMJ untuk mewujudkan kampus yang lebih sehat, bersih, dan Islami sesuai dengan visi dan misi kampus serta semangat Catur Dharma PT Muhammadiyah.