Selasa, 24 Oktober 2023 – Mahasiswa Mahasiswi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKM UMJ) secara resmi mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan Sekretariat ASEAN, serta didukung oleh National Plastic Action Partnership (NPAP) dan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA). Dalam upaya untuk mengeksplorasi potensi inisiatif dalam penguatan peran negara anggota ASEAN guna mendukung upaya penanganan polusi plastik, termasuk di lingkungan laut, lewat Konferensi Asean Conference On Combatting Plastic Pollution (ACCPP) 2023.
Hal ini sangat berkaitan erat pula dengan diskursus instrumen internasional yang mengikat secara hukum (International Legally Binding Instrument/ILBI) yang sedang disusun sebagai upaya global dalam memerangi polusi plastik, atau yang dikenal dengan Perjanjian Plastik Global (Global Plastic Treaty). Hal tersebutlah yang mendasari mengapa kegiatan Perhelatan ASEAN Conference on Combating Plastic Pollution (ACCPP) diselenggarakan digelar pada 17 Oktober 2023 di Shangri-La Hotel, Jakarta. Kegiatan ini mempertemukan para pemangku kepentingan utama, khususnya Negara-negara Anggota ASEAN (AMS), untuk menciptakan dan menerapkan mekanisme regional yang efektif dan selaras dengan perjanjian. Selain itu juga terlibatnya mahasiswa mahasiswi FKM UMJ yang peduli terhadap permasalahan kesehatan lingkungan turut serta mengikuti kegiatan.
Pada momentum sambutan pembukaan acara ACCPP, Kepala Badan Standardisasi Instrumen LHK Bapak Ary Sudijanto yang merupakan ASEAN Senior Official on Environment (ASOEN) atau National Focal Point (NFP) Indonesia, menjelaskan bahwa ACCPP ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia sebagai Ketua ASEAN untuk mengkoordinasikan suara dalam melawan polusi plastik dan sampah laut secara regional melalui Pernyataan Ketua KTT ASEAN ke-43. Ary Sudjianto menambahkan dalam pembukaanya, ACCPP ini merupakan kesempatan strategis untuk menggalang rekomendasi dari negara demi menemukan kondisi regional yang memungkinkan mengatasi pencemaran plastik.
Erick Tohir, selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad-Interim dalam sambutan sebagai keynote Speech menegaskan bahwa konferensi ini adalah kesempatan luar biasa untuk berbagi pelajaran antar negara ASEAN dalam menangani polusi plastik. “Untuk menyambut Konferensi Intergovernmental Negotiating Committee on Plastic Pollution ketiga (INC-3), ini adalah peluang baik untuk berbagi pelajaran antar negara dan pemangku kepentingan yang dapat memberikan rekomendasi baru dalam menangani polusi plastik,†ujar Mentri BUMN Bapak Erick Tohir.
Acara ini menampilkan dua acara bincang-bincang pleno utama mengenai ILBI dan implikasinya, serta peluang bagi ASEAN dalam memerangi polusi plastik. Konferensi ini juga berfokus untuk memungkinkan ekosistem ASEAN secara tidak langsung dapat memajukan sirkularitas plastik, dengan lima sesi diskusi yang mencakup topik-topik seperti daur ulang, penggunaan kembali/pengisian ulang, ILBI tentang Polusi Plastik, kebijakan plastik bernilai rendah, dan pembiayaan. Dan dalam lima sesi diskusi yang berbeda tersebut beberapa mahasiswa dan mahasiswi dari FKM UMJ turut serta dalam pembahasan mulai dari segmen awal hingga akhir.
Pada pertemuan ACCPP tahun ini, juga dibacakan lima poin rekomendasi oleh Direktur Penanganan Sampah, KLHK – Focal Point ASEAN Working Group on Environmentally Sustainable Cities (AWGESC), Novrizal Tahar, yaitu:
- Mendukung kerja sama ASEAN pada AWGESC untuk menggabungkan tingkat daur ulang sebagai salah satu kriteria Penghargaan Kota Berkelanjutan Lingkungan ASEAN;
- Mengembangkan standar di masing-masing negara ASEAN dan standar regional ASEAN untuk meningkatkan model bisnis reuse/refill sebagai alternatif untuk mengurangi konsumsi plastik sekali pakai;
- Memainkan peran penting untuk menyuarakan suara dan posisinya sebagai kawasan yang memiliki banyak kesamaan, dalam proses negosiasi ILBI mengenai polusi plastik;
- Menetapkan standar kemasan plastik yang dapat didaur ulang untuk mengatasi masalah sampah bernilai rendah; dan
- Mengintegrasikan ekonomi sirkular ke dalam sistem perdagangan, keuangan dan investasi, dengan menetapkan insentif ramah lingkungan bagi sektor swasta.
Dalam kegiatan ACCPP ini, masalah yang dibahas termasuk penggunaan material alternatif, promosi produksi dan konsumsi berkelanjutan (sustainable consumption and production), serta skema keuangan. Peningkatan penggunaan daur ulang, terutama di negara-negara berkembang, sebagai alternatif untuk mengurangi plastik sekali pakai, juga menjadi fokus. Selain itu, konferensi ini menekankan pentingnya melibatkan sektor swasta dan mengintegrasikan ekonomi sirkular dalam sistem perdagangan, keuangan, dan investasi.
Salsabilla Fajrani Putri dan Sifa Alifya Murfi salah satu mahasiswi FKM UMJ yang menjadi peserta aktif dalam diskusi Asean Conference On Combatting Plastic Pollution “berharap setelah kegiatan ini kerja sama kerja sama antara negara-negara ASEAN dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan serius mengenai polusi plastik terutama diwilayah negara kepulauan. Karena negara kepualaun sendiri itu jauh lebih rentan terhadap polusi sampah plastik karena mudah terbawa oleh arus laut yang kencang. Imbuhnya
Penulis: Adipatra Kenaro Wicaksana