[ad_1]
10
Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama 128 mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FIK UMJ) menyelenggarakan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dengan penggunaan Automated External Defibrillator (AED), serta simulasi kegawatdaruratan bencana Pada Sabtu (14/12) di Ruang Kelas dan Lapangan FIK UMJ.
Baca Juga : Sebanyak 143 Ners Lulusan FIK UMJ Diangkat Sumpah
Kegiatan ini bagian dari strategi penguatan sistem peringatan dini (early warning system) dan respons cepat terhadap bencana melihat semakin relevan dengan tingginya risiko bencana di Indonesia. kegiatan ini menjadi penting, ditengah risiko tinggi bencana perlu ada peran tenaga keperawatan sebagai peran vital dalam merespons keadaan darurat, baik dalam skala individu maupun massal.
Erwan Setiyono, S.Kp., Mn., Dosen FIK menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan perdana pelaksanaan tentang simulasi kesiapsiagaan bencana yang diselenggarakan di FIK UMJ dan telah tercantum dalam mata kuliah semester 7.
“Simulasi ini merupakan kegiatan perdana bagi mahasiswa keperawatan UMJ, dan kegiatan ini juga bagian dari kurikulum yang telah kami jalani,†ujar dosen pendamping pada acara tersebut.
Menurut Ketua Tim Kerja Tanggap Darurat, Budiman pelatihan ini juga bertujuan untuk mengintegrasikan sistem peringatan dini dengan respons cepat oleh tenaga kesehatan.
“Kesiapsiagaan tenaga keperawatan adalah kunci untuk meminimalkan dampak bencana terhadap korban. Dengan pelatihan ini, Harapannya mahasiswa mampu menerapkan keterampilan yang mereka pelajari untuk menyelamatkan nyawa,†ujarnya.
Budiman menambahkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat kerentanan bencana tertinggi di dunia. Gempa bumi, banjir, tsunami, hingga kebakaran sering terjadi, sehingga menuntut kesiapan semua sektor, terutama sektor kesehatan. Tenaga keperawatan memiliki peran vital dalam merespons keadaan darurat, baik dalam skala individu maupun massal.
Budiman juga menyatakan bahwa terlibat langsung dalam simulasi membuat mahasiswa keperawatan dapat memahami dinamika di lapangan, termasuk pengelolaan pasien dalam situasi darurat dan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
Proses Pelatilah Kesiap Siagaan Bencana
Mahasiswa mendapatkan pemahaman teoretis dan kemampuan praktis yang terasah melalui pelatihan dan simulasi. Hal ini menjadi alasan utama Kemenkes bersama Pusat Krisis Kesehatan, Himpunan perawat darurat bencana indonesia serta UMJ menekankan pentingnya pelatihan berbasis praktik langsung.
Pada pelatihan ini, mahasiswa melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD), sebuah langkah awal yang krusial untuk menyelamatkan nyawa pasien dalam keadaan henti jantung. Mereka juga menggunakan Automated External Defibrillator (AED), perangkat yang dapat memberikan kejutan listrik ke jantung guna memulihkan irama jantung yang normal. Kompetensi ini sangat penting bagi tenaga keperawatan, mengingat situasi darurat sering kali terjadi di lokasi dengan akses medis terbatas.
Selain itu, pelatihan mencakup skenario simulasi kegawatdaruratan bencana. Mahasiswa terlibat dalam manajemen evakuasi, triase korban, dan penanganan pasien dalam situasi yang menyerupai kondisi nyata.
Editor : Sofia Hasna
[ad_2]
Source link
UMJFEED