[ad_1]
27
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ), menggelar Konferensi Internasional bertajuk “Supporting Free Palestine, Preventing Genocide†pada Rabu (03/07/2024). Konferensi ini sebagai bentuk dukungan untuk menghentikan genosida di Palestina.
Baca juga : Diskusi Buku Hamas: Dukung Kemerdekaan Palestina
Kegiatan digelar atas kerja sama Laboratory of Indonesian and Global Studies (LIGS) FISIP UMJ dengan Asia Middle East Center (AMEC) di Aula Kasman Singodimedjo.
Konferensi internasional tersebut menghadirkan Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri RI Witjaksono Adji, Anggota DPR Fadli Zon, Direktur AMEC Muslim Imran, Duta Besar Indonesia untuk Mesir (2016-2020) Helmy Fauzi, dan Dosen FISIP UMJ Asep Setiawan.
Dalam sambutannya, Rektor UMJ Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si. menyampaikan peristiwa yang dialami bangsa Palestina dari serangan Israel sudah termasuk genosida. Namun, hingga saat ini lima negara yang memiliki hak veto dalam Dewan Keamanan PBB, tidak bergerak untuk membela Palestina.
“Hak veto tersebut sejak dahulu tidak bisa diubah sehingga saat ini menjadi masalah kemanusiaan global, termasuk genosida di Palestina. Oleh karena itu, bisa dibilang bahwa PBB adalah biang kerok kejahatan perang,†katanya.
Menurut Ma’mun, harusnya hak veto dari lima negara, yaitu Amerika Serikat, Cina, Rusia, Inggris, dan Prancis dalam Dewan Keamanan PBB bisa diubah menjadi sama rata dengan negara lainnya. Hal ini agar peristiwa genosida tidak terjadi lagi karena negara lain punya kedudukan dan hak yang sama kuat, tidak hanya segelintir negara saja.
“Maka untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina termasuk pencegahan genosida di dunia ini yang diperlukan adalah reformasi PBB,†jelas Ma’mun.
Ia juga mengkritisi negara-negara Islam yang tergabung dalam OKI karena tidak memiliki sikap tegas pada relasi diplomasi dengan Israel, layaknya penolakan oleh Indonesia dan Malaysia. Padahal, negara-negara tersebut harusnya mendukung Palestina dan mengucilkan Israel agar genosida dapat berhenti.
Lebih lanjut, Ma’mun menilai pemerintah Indonesia melalui Kemenlu saat ini sudah mendukung kemerdekaan Palestina dan memberikan bantuan kemanusiaan. Namun, hal ini tidak dilakukan oleh anggota DPR secara tegas dan serempak sehingga jajaran parlemen perlu memiliki sikap mendukung penuh Palestina.
Terakhir, Ma’mun mengingatkan organisasi masyarakat (ormas) di Indonesia agar menyikapi kejahatan perang di Palestina di posisi yang benar, khususnya bagi ormas Islam.
“Muhammadiyah sangat tegas menolak hubungan dengan Israel dan mendukung penuh kemerdekaan bangsa Palestina. Salah satu gerakan yang kami lakukan adalah Aksi Bela Palestina dan Kutuk Israel yang dilakukan oleh 172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah secara serentak,†kata Ma’mun.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Dekan II FISIP UMJ Djoni Gunanto, S.IP., M.Si., mengatakan serangan membabi buta Israel kepada bangsa Palestina bertentangan dengan Pembukaan UUD NRI 1945. Bahkan ia memandang perilaku negara zionis itu sudah termasuk pada terorisme.
“Genosida harus dihentikan, seruan-seruan moral pun harus kita upayakan sebagai muslim. Mudah-mudahan konferensi ini menjadi salah satu ikhtiar civitas academica UMJ sesuai dengan konstitusi dan bukti konsistensi mendukung kemerdekaan Palestina,†pungkasnya.
Konferensi Internasional LIGS dan AMEC dipandu oleh moderator yaitu Dosen FISIP UMJ Ali Noer Zaman, MA. Konferensi ini dilaksanakan secara hybrid melalui saluran youtube. Turut hadir Kaprodi Ilmu Politik FISIP UMJ Dr. Usni, M.Si.
Dalam waktu dekat, LIGS dan AMEC akan menyelenggarakan konferensi internasional tingkat nasional. Agenda ini melibatkan para diplomat dan pengambil keputusan di Indonesia yang akan digelar di Jakarta.
Editor: Dinar Meidiana
[ad_2]
Source link
UMJFEED