[ad_1]
39
Prof. Dr. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, MA., Ph.D. atau yang kerap disapa Din Syamsuddin, mengungkapkan tiga alasan bangsa Indonesia perlu mendukung kemerdekaan Palestina.
Hal itu disampaikan dalam forum Safari Politik Pembebasan Al-Aqsa di Aula Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKM UMJ), Kamis (29/08/2024).
Baca Juga: Rektor UMJ: Muhammadiyah Punya Hubungan Erat Dengan Palestina
Pertama, bangsa Palestina mengalami kejahatan kemanusiaan sejak dulu hingga saat ini. Sejarah menunjukkan, Israel telah dibantu dan disambut dengan baik oleh Palestina ketika ditolak di berbagai negara.
“Kebaikan itu dibalas dengan kekejaman Israel yang menyerang Palestina pada beberapa periode di antaranya 1948, 1967, hingga 2024. Oleh karena itu, semua amat beragama khususnya umat Islam di Indonesia harus menunjukkan solidaritas kepada bangsa Palestina,†ucap Syamsuddin saat menjadi narasumber.
Anggota Badan Pembina Harian (BPH) UMJ tersebut, menambahkan bahwa kejahatan kemanusiaan dapat dilihat dari jumlah korban Palestina yang diserang oleh Israel. Dilansir dari Kompas.id, per 8 Agustus 2024 terdapat 38.193 korban jiwa sedangkan 87.903 warga Palestina terluka.
Kedua, adanya Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) 1945. Dalam Pembukaan menyatakan kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai peri kemanusiaan dan peri keadilan.
“Israel telah melakukan pendudukan, penjajahan, hingga genosida, maka bangsa Indonesia yang cinta damai dan keadilan harus mengacu pada Pembukaan UUD NRI 1945. Seyogianya, Pemerintah Indonesia tidak mengakui Israel karena mereka adalah penjajah,†tegasnya.
Menurut Syamsuddin, Palestina merupakan bangsa terdepan yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Saat itu Indonesia dalam kondisi yang membutuhkan dukungan internasional untuk merdeka.
Pada 6 September 1944, Radio Berlin menyiarkan ‘ucapan selamat’ dari Mufti Besar Palestina Amin Al-Husaini untuk kemerdekaan Indonesia hingga akhirnya merdeka pada 17 Agustus 1945.
Ketiga, Masjid Al-Aqsa akan diubah menjadi Kuil Yahudi oleh Menteri Keamanan Nasional Sayap Kanan Israel Itamar Ben-Gvir. Padahal, Masjid Al-Aqsa merupakan kiblat pertama umat Islam sebelum berpindah ke Ka’bah di Makkah.
“Umat Islam tidak boleh tinggal diam dan generasi mudah Islam harus bangkit untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa. Kita juga harus berjuang untuk kemerdekaan Palestina dengan berbagai cara,†pungkas Ketua Umum PP Muhammadiyah Periode 2005-2015 itu.
Pada kesempatan yang sama dengan Syamsuddin, Rektor UMJ Prof. Dr. Ma’mun Murod Al-Barbasy, M.Si. menyampaikan bahwa dalam konflik Palestina dan Israel ada dua persoalan. Pertama, di sisi Palestina berdasarkan pada land for peace. Kedua, di sisi Israel berdasarkan pada peace for land.
“Ini sulit untuk diselesaikan, tetapi tidak diperbolehkan terus terjadi,†tuturnya. Ia mengatakan, UMJ selalu hadir untuk kemerdekaan Palestina, misalnya pada Aksi Bela Palestina dan Kutuk Israel pada 7 Mei 2024.
“Aksi itu dilaksanakan serentak pada 172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTM) yang digelar oleh Forum Rektor PTMA atas inisiasi UMJ,†terang Ketua Forum Komunikasi Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (FOKAL IMM) ini.
Lebih lanjut ia juga menyatakan, UMJ akan memberikan dukungan untuk bangsa Palestina melalui pendidikan, yaitu dengan memberi akses kuliah gratis baik di tingkat sarjana, studi, dan doktor dari 56 program studi yang tersedia.
“Kebijakan tersebut dibuat sebagai respons positif terhadap sikap pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri dan PP Muhammadiyah yang hingga saat ini tetap konsisten mendukung penuh kemerdekaan Palestina,†pungkas Ma’mun.
Adapun narasumber lain dalam Safari Politik Pembebasan Al-Aqsa yaitu Ketua Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban Syaikh Dr. Ahed Abu Al Atta, Ketua MUI Pusat Bidang Hubungan Luar Negeri Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, MA., dan Ketua International Networking For Humanitarian M. Husen Gaza.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Dekan FKM UMJ Dr. Ernyasih, SKM., MKM., Ketua Umum BEM UMJ Wildan Mutaqin, dan Perwakilan FKM-BP Lukman Fatoni.
Safari Politik Pembebasan Al-Aqsa diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Mahasiswa Bela Palestina (FKM-BP). FKM-BP merupakan forum dibentuk atas isu kemanusiaan di Palestina yang beranggotakan BEM di 100 lebih perguruan tinggi di Indonesia, salah satunya UMJ.
Editor: Dinar Meidiana
[ad_2]
Source link
UMJFEED