62
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik kelompok 46 Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) melakukan penyuluhan pencegahan stunting melalui pemberian gizi seimbang di Pondok Cabe Udik, Pamulang, Tangerang Selatan.
Baca juga : UMJ Terjunkan 904 Mahasiswa Dalam KKN Nasional dan Internasional 2024
Sosialisasi dilaksanakan selama dua hari, Jumat (9/8) dan Senin (12/8) di dua lokasi posyandu berbeda, yaitu Posyandu Jeruk dan Posyandu Rambutan wilayah RW 01 Pondok cabe udik, Pamulang. Sebanyak 67 orang ibu dengan balita antusias menghadiri kegiatan penyuluhan.
Dosen Pembimbing Lapangan kelompok 46 KKN UMJ Sofia Hasna, S.I.Kom., M.A. menyatakan, program edukasi tentang pemberian gizi seimbang pada balita merupakan program penting untuk mendukung pemerintah dalam penurunan angka stunting.
”Permasalahan stunting ini menjadi konsern nasional sehingga perlu diperhatikan apakah orang tua telah memberikan gizi yang cukup atau malah kurang. Oleh karena itu, program yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN ini merupakan edukasi yang penting bagi orang tua balita dalam memenuhi gizi seimbang,” jelas Dosen Ilmu Komunikasi ini.
Muhammad Dzaky Putra Bima, Ketua Sub Kelompok KKN UMJ mengungkapkan, kegiatan ini berlatar belakang angka survei status gizi Indonesia yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI).
Angka stunting di Indonesia turun, dari 24,4% pada 2021 menjadi 21,6% pada 2022. Namun belum mnecapai target nasional yaitu 14% pada 2024.
“Perlu upaya ekstra khususnya dalam memberikan edukasi kepada orang tua agar anaknya tidak mengalami stunting, yaitu upaya pemberian gizi yang seimbang,” jelas Dzaky, mahasiswa Prodi Ilmu Hukum ini.
Program sosialisasi penyuluhan berfokus pada edukasi seputar stunting mulai dari definisi, indikator, hingga cara penanggulangan bahaya stunting pada balita.
Para peserta diberikan pre-test dan evaluasi setelah penyuluhan berlangsung. Hasil pre-test menunjukkan masih banyak orang tua yang kesulitan memberikan asupan gizi seimbang yang tetap disukai anak.
Revanza Putra Pratama, Penyuluh edukasi pencegahan stunting menyatakan bahwa tantangan dalam penanganan dan pencegahan stunting terletak pada masalah infrastruktur, aksesibilitas layanan kesehatan yang terbatas, dan praktik gizi yang belum optimal.
”Upaya pencegahan dan penanggulan stunting memerlukan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat. Salah satunya, melalui kolaborasi antara kader posyandu, warga dan tenaga kesehatan dari puskesmas setempat kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal,” tutupnya.
Editor: Dinar Meidiana
UMJFEED