Senin, 09 Juli 2018 – Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Jakarta mengadakan Kuliah Pakar Gizi Kesehatan Masyarakat yang disampaikan oleh Dr. Hera Nurlita mewakili Ir. Doddy Izwardy, Direktur Gizi Masyarakat, Kemenkes RI yang pada kesempatan tersebut berhalangan hadir.
Kuliah pakar ini merupakan bagian dari Mata Kuliah Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat yang diampu oleh Ibu drh. Siti Riptifah Tri Handari, M.Kes dan Ibu Mizna Sabilla, SKM, M.Kes. Anatusiasme peserta terlihat dari jumlah peserta yang hadir memenuhi isi ruangan yang turut dihadiri oleh sebagian besar Dosen FKM UMJ.
Sambutan sekaligus pembukaan acara disampaikan oleh Ibu Munaya Fauziah, SKM, M.Kes selaku Ka.Prodi mewakili Dr. Andriyani, Dekan FKM UMJ. Kemudian penyampaian materi oleh Ibu Dr. Hera Nurlita tentang situasi Gizi di Indonesia dan Program gizi masayarakat Kemenkes RI. Diawal penyampaiannya ibu Hera menjelaskan terkait 17 capaian didalam SDGs, ia menyatakan “Jika Indonesia dapat memenuhi 12 dari 17 tujuan SDGs maka kita mampu menyelesaikan permasalahan di Indonesia yang seharusnya terselesaikan ketika mencapai tahun 2025”, lanjutnya “tetapi dikarenakan meningkatnya masalah kelaparan dan jumlah konsumsi pangan yang menurun serta masalah gizi lainnya menyebabkan Indonesia menetapkan untuk mencapai SDGs yaitu pada tahun 2030, sehingga ini menjadi PR kita bersama sebagai ahli gizi untuk meningkatkan gizi masyarakat indonesia” ujarnya.
Ibu Hera juga menjelaskan terkait “dampak masalah gizi yang terjadi pada diri individu yang dapat menyebabkan kemunduran kognitif, stunting akibat gangguan pertumbuhan serta gangguan hipertensi, obesitas, stroke yang disebabkan oleh gangguan perkembangan”. Lanjutnya menjelaskan “dampak gizi pada keluarga yang paling terlihat adalah Pendidikan yang rendah, produktivitas yang menurun dan anak yang mudah sakit”. Ibu hera juga memperlihatkan bahwa akibat dari gangguan kesehatan tersebut sangat berdampak besar pada minat baca anak indonesia yang menduduki posisi 64 di ASIA dan berada di bawah negara Malaysia yang berada pada posisi 52 dan jauh tertinggal oleh singapore yang berada pada posisi 2. “Untuk mengatasi gangguan kesehatan bukan hanya dilakukan ketika anak sudah lahir ke dunia, tapi sebelum seorang ibu mengandung seharusnya sudah mendapatkan informasi tentang kebutuhannya selama kehamilan, oleh karena itu untuk mencegah penyakit tersebut pemerintah telah membuat program yang terfokus memperhatikan gizi bayi ketika dalam kandungan sampai bayi lahir dan berusia 2 tahun yang dinamakan dengan 1000HPK, program ini dapat menjadi solusi untuk masalah stunting yang terjadi akibat ketidaktahuan ibu mengenai gizi yang harus dipenuhi selama mengandung sampai dengan menyusui” ujar ibu Hera.
“Intervensi sejauh ini yang dilakukan oleh Pemerintah adalah, membagi lokasi intervensi untuk memudahkan tenaga kesehatan melakukan survey dan pendekatan terhadap masyarakat. Pada tahun 2018 lokasi intervensi di Indonesia ditargetkan mencapai 100 Kabupaten/Kota dan pada tahun 2019 mendatang akan ada penambahan lokasi intervensi sebanyak 60 Kabupaten/Kota menjadi 160 lokasi. Kegiatan yang akan dilakukan pada lokasi tersebut berupa pengenalan dengan program 1000HPK dan cara untuk memenuhi kebutuhan gizi, serta sosialisasi terkait makanan KEK, Tablet penambah darah bagi ibu hamil, ASI, Imunisasi dan Cuci tangan yang dapat diterapkan oleh ibu hamil dan ibu menyusui untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan pada anak” jelas ibu Hera.
Pada sesi tanya jawab, seorang Mahasiswi bertanya terkait dengan masalah perubahan perilaku pada masyarakat yang umumnya dapat terjadi ketika mencapai 66 hari sehingga apa yang diberikan oleh tenaga kesehatan tidak akan langsung diterapkan melainkan membutuhkan bimbingan setiap saat untuk menerapkan kegiatan tersebut. “Dari pertanyaan saya bu, bagaimana kita akan memastikan masyarakat tersebut dapat menerima informasi yang kita berikan dengan batas waktu normalnya seseorang berubah itu mencapai 66 hari?”. Jawab ibu hera “terkait pemantauan akan perubahan perilaku dari informasi yang telah disampai oleh petugas kesehatan dilakukan dengan pendekatan keluarga kepada masyarakat dimana tenaga kesehatan dapat memberikan pengetahuan yang lebih kepada keluarga tersebut dan melakukan pembimbingan untuk memulai merubah perilakunya, seperti apa yang saya sampaikan tadi bahwa pada lokasi intervensi tersebut akan dilakukan kegiatan yang dapat merubah pandangan dan perilaku masyarakat yang berwawasan kesehatan” jelas ibu Hera memberikan jawaban pada pertanyaan mahasiswi tersebut.
Usai menyampaikan materi, pemberian sertifikat dan plakat diberikan kepada pembicara. Kamudian dilanjutkan dengan foto bersama seluruh Dosen FKM UMJ.
Acara ditutup dengan slogan “AYO TINGKATKAN GIZI SEIMBANG UNTUK WUJUDKAN BANGSA SEHAT BERPRESTASI”.
(Penulis: Khairunnisa, Editor: Mizna)