Jakarta, 20 Desember 2020 – Alhamdulillah Project Group Semesta yaitu (HIV AIDS) sudah menyelenggarakan salah satu program kerjanya yaitu Kajian HIV AIDS (KAVA) yang diselenggarakan pada siang hari pukul 13.00 sekaligus mengadakan campaign Hari HIV AIDS Sedunia dengan mengadakan lomba twibbon pada media sosial yang jatuh pada tanggal 1 Desember 2020.
Acara Kajian HIV AIDS yang dibuka secara umum dan diikuti oleh 80 orang peserta ini dilakukan di zoom meeting, dikarenakan terhalang oleh adanya pandemi COVID-19 yang semakin meningkat mengambil tema yaitu “TANTANGAN KESEHATAN BAGI ODHIV DI ERA PANDEMI COVID-19” dengan pemateri yaitu Bagus Rahmat Prabowo, dr, MscPH. beliau merupakan Prevention Technical Officer of UNAIDS, serta didampingi moderator yaitu Anggie Melania Safitri.
Kajian kali ini dibuka oleh saudari Anggie Melania Safitri. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh saudara M. Saleh Arifin yang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Muhammadiyah, dan Mars FKM UMJ
Sambutan yang pertama dibacakan oleh Adinda Rizki Amalia, selaku Ketua Pelaksana Kajian HIV AIDS Tahun 2020, beliau menyampaikan terimakasih kehadirat Allah atas rahmatnya sehingga dapat mengadakan Kajian HIV/AIDS. Untuk memperingati acara HIV/AIDS sedikit berbeda di tahun ini karena diadakan secara online, dikarenakan kasus COVID-19 semakin meningkat. Namun saya harap, walaupun diadakan secara virtual tidak mengurangi rasa semangat. ujar Adinda
Yang terhormat kepada dr. Bagus, Ketua SEMESTA Ega, dan para peserta yang sudah menyempatkan waktunya pada hari ini. Tak lupa kepada seluruh panitia yang sudah bekerja sama untuk menyelenggarakan acara hari ini. Kajian HIV/AIDS tahun ini bertemakan “Tantangan Kesehatan Bagi ODHIV di Era Pandemi COVID-19”, ujar Adinda
Selanjutnya, saudari Anggie selaku moderator memulai memimpin acara dengan membacakan CV dari pemateri yaitu Bagus Rahmat Prabowo, dr, MscPH. Yang kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi. Sebelum ke materi inti, beliau menanyakan “Kenapa sih kita harus memperingati hari HIV AIDS di Indonesia ini? “Kenapa sih angka penderita HIV AIDS di Indonesia masih tinggi?”
Di Indonesia Survey Terpadu Biologis dan Perilaku / STTP yang dilakukan 2 tahun sekali oleh Kementrian Kesehatan di seluruh Indonesia. sasarannya seluruh daerah di Indonesia, berbagai macam populasi ada waria, pekerja seks, gay, pengguna napza suntik.
Survey perilaku dilakukan dengan ditanya-tanya atau diwawancarai seperti: “kapan terakir berhubungan seks?” “dengan berapa orang anda berhubungan seks?” “pakai kondom atau tidak?” berganti-ganti pasangan atau tidak?”
Untuk bentuk survey biologisnya dengan diambil darah kemudian diambil cairan vagina, cairan uretra, cairan anal untuk diperiksa di laboratorium. Kemudian data tersebut dibandingkan
Sehingga jumlah infeksi HIV pada waria akan terus naik. Jadi contoh 10 orang waria mangkal di Jakarta, (3-4 orang dapat dikatakan positif HIV) Siapa pelanggan yang membeli seks pada waria? Laki-laki seperti apa? Yang membeli adalah laki-laki yang maskulin yang macho, jika berhubungan seks dengan waria, mereka menganggapnya sebagai wanita yang sangat cantik.
Setelah pemaparan materi selesai, moderator langsung membuka sesi tanya jawab untuk beberapa peserta yang ingin menanyakan mengenai materi yang telah disampaikan
Pertanyaan-pertanyaan lain juga diberikan oleh beberapa peserta, diiantaranya:
1. Apa faktor para laki-laki yang sudah menikah tetapi masih memakai jasa WPS, padahal mereka bisa berhubungan dengan istrinya yang jauh lebih aman dan dapat mengurangi kasus terjadinya HIV, apakah adanya ketidakpuasan?
2. Apakah pengidap HIV rentan terkena komplikasi ?
3. Apa saja tantangan atau adakah dampak yang sangat berpengaruh pada ODHIV di masa pandemi COVID-19 ini?
Dengan telah terlaksananya Kajian HIV AIDS tahun ini mengenai TANTANGAN KESEHATAN BAGI ODHIV DI ERA PANDEMI COVID-19 secara sukses. Semoga kajian serupa dapat dilaksanakan kembali di lain kesempatan dan sudah tidak terdapat pandemi COVID-19 kembali.