38
Penulis dan Pengasuh Ngaji Filsafat Dr. Fahruddin Faiz, M.Ag., menyampaikan tantangan yang dihadapi generasi Z di era digital dalam Kuliah Umum yang digelar Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (PK IMM FIP UMJ) di Auditorium FIP, Sabtu (03/08/2024).
Baca juga: IMM FIP Berqurban Bersama Masyarakat Sekitar Kampus UMJ
Saat menjadi pemateri, Faiz mengatakan bahwa generasi (Gen) Z merupakan generasi yang sejak lahir merasakan fasilitas serba ada. Namun, karena hadirnya fasilitas tersebut berdampak pada watak yang terlihat kuat di luar, tetapi rapuh di dalam atau dikenal dengan Gen Stroberi.
“Gen Z tidak bisa santai saat menghadapi masalah karena sejak kecil terdidik dengan fasilitas yang banyak dan nyaman sehingga jika ada masalah merasa kebingungan,” tuturnya dalam Kuliah Umum yang bertajuk Pendidikan di Era Digital.
Dosen Akidah dan Filsafat UIN Sunan Kalijaga itu, memandang bahwa di era digital lebih mementingkan kehadiran daripada makna. Dalam hal ini, Gen Z selalu ingin hadir di setiap tren walaupun tidak bermakna. Menurutnya, ini akan menyulitkan Gen Z untuk fokus di suatu hal, karena terdistraksi dengan hal-hal yang tidak penting.
Distraksi di era digital lainnya bagi Gen Z adalah kecepatan. Ia menuturkan saat ini kecepatan menjadi parameter keunggulan padahal yang lebih baik adalah kualitas.
Kemudian, online dishinbition effect, yaitu Gen Z merasa bebas ketika sedang online di media sosial. “Kebebasan secara online di dunia maya itu dianggap aman, bahkan untuk menyerang orang lain dengan akun anonim. Tentu penyerangan ini akan berdampak buruk ke korban dan diri sendiri,” ucap Faiz.
Terakhir, yang sering mendistraksi generasi z yaitu multitasking effect. Menurutnya, di sisi lain bagus, tapi di sisi lain buruk, salah satunya adalah tidak bisa menikmati hidup.
“Orang yang tidak bisa menikmati hidup akan susah bersyukur, menuntut terus, dan merasa hidupnya kurang bermakna, dan tidak bernilai sehingga hasilnya menjadi galau dan stres,” terangnya.
Untuk mengatasi tantangan yang dihadapi Gen Z di era digital, Faiz mengingatkan Gen Z khususnya akademi untuk memiliki kesadaran yang kritis, yaitu ketika ada masalah lalu mendalami, memahami duduk persoalan, berikhtiar mencari solusi, dan mewujudkannya semampu mungkin.
Menurutnya, Gen Z harus selalu bersyukur dengan anugerah yang diberikan Allah Swt, tapi jangan melupakan bahwa di balik anugerah ada amanah dan tanggung jawab. Pertanggungjawaban tersebut ini dapat dilakukan dengan jihad (kerja keras), ijtihad (kerja cerdas), dan mujahadah (kerja spiritual).
“Caranya mengoptimalkan daya pikir dan membiasakan mengerjakan sesuatu dengan semaksimal dan semampu mungkin agar hasilnya memuaskan. Pasalnya, kebanyakan Gen Z menyesal karena tidak maksimal dalam mengerjakan sesuatu,” jelas Faiz.
Kuliah Umum yang digelar PK IMM FIP UMJ merupakan rangkaian dari Semarak Musyawarah Komisariat (Musykom) yang diinisiasi oleh Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan. Pada kesempatan ini, terdapat launching buku Filosofi Peradaban Maroon.
Hadir untuk memberikan sambutan, Dekan FIP UMJ Prof. Dr. Iswan, M.Si. menyampaikan bahwa Kuliah Umum tersebut akan memberikan pencerahan filsafat Islam kepada immawan dan immawati. Ia pun menyarankan untuk membaca filsuf yang berlatar belakang Islam, karena filsuf Islam berpengaruh terhadap perkembangan filsafat di dunia, khususnya di Barat.
Iswan juga mengapresiasi buku yang diluncurkan oleh PK IMM FIP UMJ. Menurutnya, karya tersebut bisa menjadi cerminan untuk para kader lain menuangkan pokok-pokok pikiran yang berkaitan dengan peradaban dari masa lalu, kini, dan mendatang.
“Semoga kepengurusan PK IMM FIP UMJ yang selanjutnya bisa melahirkan buku lagi,” harap Iswan.
Kegiatan ini dihadiri juga oleh Ketua Umum Pimpinan Cabang IMM Cirendeu Rizky Budi Prasetyo. S.Pd., Ketua Umum PK IMM FIP UMJ Dinulil Zaman Oron Lewo, dan diikuti oleh peserta umum.
Editor : Dian Fauzalia
UMJFEED