38
Dosen Magister Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dr. Asep Setiawan menjadi salah satu panelis dalam Asia Media Summit di Kuala Lumpur hari Rabu (4/9/2024). Asep hadir dalam sesi mengenai AI: Technology, Trust and Transformation bersama lima panelis lainnya antara lain dari Inggris dan India.
Baca juga : Festival Pers dan Literasi 2024 Merawat Tradisi Literasi Muhammadiyah
Dr Asep Setiawan yang juga anggota Dewan Pers hadir di konferensi Asia Media Summit yang bertemakan Media: The New Odyssey di Kuala Lumpur sejak Selasa (3/9). Program Asia Media Summit yang diselenggarakan Asia Pacific Institute for Broadcasting Development (AIBD) dihadiri sekitar 400 peserta dari 40 negara
Menurut Asep, kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) menjadi faktor disrupsi baru bagi media massa di Indonesia. AI dapat digunakan dalam proses produksi media massa termasuk pembuatan berita, proses marketing dan bisnis serta proses distribusi. Namun demikian AI dalam proses redaksi menjadi alat bantu para wartawan dalam pemberitaan dan liputan.
Dalam diskusi panel dengan makalah berjudul Indonesia’s Media and Challenges of Artificial Intelligence: Toward In Human Media We Trust Asep menjelaskan bahwa pesatnya kemajuan teknologi telah mengubah berbagai sektor secara signifikan, termasuk di sektor media massa. Selama beberapa dekade terakhir, inovasi teknologi telah merevolusi cara informasi diproduksi, disebarluaskan, dan dikonsumsi termasuk di Indonesia. Salah satu perkembangan paling menonjol dalam beberapa tahun terakhir adalah diperkenalkannya kecerdasan buatan (AI) di media dan jurnalisme.
Kecerdasan Buatan (AI) dengan cepat mengubah berbagai sektor secara global, tidak terkecuali di Indonesia. Industri media di Indonesia mengalami perubahan signifikan akibat integrasi teknologi AI. AI dimanfaatkan dalam berbagai cara di lanskap media Indonesia. Salah satu aplikasi utamanya adalah pembuatan dan kurasi konten. Algoritme AI digunakan untuk menghasilkan artikel berita, merangkum konten, dan mempersonalisasi feed berita untuk pengguna. Misalnya, AI dapat menganalisis preferensi pengguna dan riwayat penelusuran untuk merekomendasikan artikel yang paling mungkin menarik minat mereka. Beberapa media besar telah mempratekan AI ini termasuk misalnya TV One dengan salah satu program berita dengan presenter AI.
AI sebagai alat bantu
Namun demikian AI bukan menjadi tujuan dalam proses di redaksi. AI adalah alat bantu dalam peliputan dan laporan jurnalis. Oleh karena AI yang baru saja berada di berbagai kalangan media dua tahun terakhir, maka untuk menempatkan AI di dunia pers Indonesia, Dewan Pers bekerjasama dengan masyarakat pers sedang merumuskan penggunaan AI di media massa.
Saat ini Dewan Pers Indonesia tengah menyiapkan pedoman penggunaan AI di redaksi media. Dewan Pers Indonesia dan komunitas pers yang lebih luas menekankan pentingnya mempertahankan pendekatan yang berpusat pada manusia dalam operasional redaksi. Pendirian ini mencerminkan pengakuan mendalam bahwa meskipun teknologi AI dapat meningkatkan kemampuan jurnalis, teknologi tersebut tidak boleh menggantikan elemen penting manusia yang mendasari jurnalisme berkualitas, yaitu akurasi, keberimbangan, independensi sesuai Kode Etik Jurnalistik.
Oleh karena itu, jelas Asep, pertimbangan yang sedang berlangsung seputar penerapan AI dalam jurnalisme diarahkan pada penetapan pedoman komprehensif yang memastikan integrasi AI bersifat bertanggung jawab dan etis. Pedoman ini dimaksudkan untuk mewajibkan adanya pengawasan manusia yang ketat pada setiap tahapan proses produksi berita, sehingga menjaga integritas praktik jurnalistik.
Menurut Asep dalam diskusi itu, kekhawatiran utamanya adalah bahwa AI, jika dibiarkan, dapat mengikis kualitas manusia yang sangat diperlukan dalam peran pers dalam masyarakat demokratis. Oleh karena itu, pedoman yang dikembangkan bertujuan untuk mencapai keseimbangan, memanfaatkan potensi AI untuk meningkatkan efisiensi dan pemrosesan data, sekaligus secara tegas mendasarkan pengambilan keputusan di ruang redaksi pada pengalaman manusia dan standar Kode Etik Jurnalistik.
Dalam forum yang dihadiri ratusan peserta Asep menjelaskan, sikap proaktif Dewan Pers Indonesia ini mencerminkan kekhawatiran global yang lebih luas mengenai potensi AI secara tidak sengaja melanggengkan bias atau misinformasi jika diterapkan tanpa campur tangan manusia yang memadai. Pedoman yang sedang dibahas berupaya untuk menetapkan protokol yang jelas untuk penggunaan AI di ruang redaksi, yang menggambarkan peran dan tanggung jawab alat AI dan jurnalis manusia.
Dalam sesi ketujuh Asia Media Summit ini turut serta dalam dalam diskusi penal adalah Andy Quested dari Inggris, YB Tuan Ramkarpal Singh yang anggota Parlemen Malaysia, Eduard Chizhikov Direktur Viory Asia dari Uni Emirat Arab, Leong Lai Fong pakar AI dari Malaysia dan Raman Kumar dari Kementerian Informasi India. Moderator Sesi 7 ini diperankan oleh Thilal Raj Ramanathan dari BAC Education Malaysia
UMJFEED